Samstag, 30. März 2019

langsung Allah balas


"Bentar ya ?" kata ku
"Ayah mau kemana?" tanya istriku
"ayah mau beli buku dulu, uintuk habieb" jawabku sambil berjalan agak cepat sedikit, setengah berlari, karena kuatir anak ku akan terlambat masuk untuk mengikuti ujian/tes tertrulis sebagai syarat masuk pondok pesantren.

Tak berapa lama kemudian saya sampai di sebuah toko dan langsung bertemu dengan penjual nya..
"maaf mbak,..?. sambil masih terengah-engah napasku, karena jalan nya terburu-buru dan tidak biasa jalan agak jauh, jadi wajar, bila napas nya sudah tidak seperti waktu muda dulu.
" iya pak, ada yang isa saya bantu?," jawab pemilik toko.
"iya, ada buku tulis mbak?.
" ada pak,"jawab nya, kemudian pemilik toko mengambil sebuah buku dari lemari kaca nya.
"ini pak?" sambil menyodorkan sebuah buku tipis, yang biasa nya aku jual dengan harga 2.000 an.
"berapa harga nya mbak?.. tanya ku seolah tidak tahu harga buku yang sebenar nya,
" 4.000 Pak," jawab nya singkat.
Tanpa menawar lagi langsung saya ambil uang 5.000 ku kasih ke pemilik toko,
"ini mbak,"
pemilik toko kemudian memberikan uang 1.000 kepada ku, "ini pak kembalian nya"
"iya mbak" tanpa banyak pikir, uang 1.000 tadi langsung ku masukan dalam kotak infak yang kebetulan telah disediakan di atas meja pemilik toko.
" terimakasih mbak" kucuapkan dan langsung pergi meninggalkan toko.

sampai didepan pintu ruangan dimana anak-anak sedang mengikuti tes, banyak para orang tua yang berdesak-desakan ingin melihat anak nya ujian, ada yang masuk kedalam ada yang berjubel di pintu dan ada yang menggandeng tangan anak nya.

"mohon perhatian, kepada semua wali atau orang tuan, berada didalam ruangan harap segera keluar, karena ujian akan segera dimulai".. terdengar suara panitia ujian memberikan instruksi kepada yang hadir.
"ibu bapak yang kami hormati",, sekali lagi terdengar suara panitia berseru, dan dilanjutkan, " kalau bapak ibu tidak keluar maka, anak-anak tidak bisa mengikuti ujian"..

karena sudah berulang-ulang, maka berangsur-angsur orang tua/wali keluar, dan disitu ada kesempatan untuk ku bisa masuk dan memberikan buku yang baru ku beli kepada anak ku.
"ini buku nya nak" dan setelah diterima kemudian saya meninggalkan tempat tersebut.

"habib ujian di dalam, ibu yang nungguin ya, saya mau istirahat, di kamar, sambil mau ngecash hp, ini batrai nya sudah habis" ujarku pda istri ku
" iya mas", jawab nya.

menjelang sholat dhuhur, ujian sudah selesai dan kami berkumpul di tempat penginapan orang tua, pondok pesantren, disitu banyak para orang tua dan anak-anak yang telah mengikuti ujian, tampak diwajah-wajah penuh harap dan cemas, akankah anak2 nya lulus ujian.

Ketika asyik tiduran, datanglah bapak-bapak menghampiriku sambil menyodorkan uang 100.000, kepadaku,
"lho ini apa?" tanyaku heran.
"terima aja" jawab nya.
"ah.. Dak ah.." tolak ku.
"tidak.. Kemarin Kan sudah diuruskan ambil nomor ujian"
"endak ah, sdh saya bayar". Jawabku.
Tapi bapak itu tetap memaksaku untuk menerima nya.
"ya, udah. Dak pa2 ini untuk bapak" jawab nya.
Karena dipaksa ya.. "Alhamdulillah" jawab ku.

Istriku bertanya " kok dikasih uang banyak banget". Sambil keheranan.
"emm, iya" ku jelaskan, inikah balasan sedekah yang ikhlas ku masukan ke kotak infak tadi?

Itulah kalau kita sedekah dengan ikhlas, Allah Akan balas 100 kali lipat, tanpa ditunda, dan itu yang baru ku alami.

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen